Surat Untuk Sahabat

Minggu, 14 November 2010

Menjalin suatu “rasa sayang” memang slalu memberikan kesan yang sangat indah dan aku harus mempertahankannya dan bukan suatu keribetan apalagi kebingungan. Karena rasa sayang tidak akan pernah begitu indah jika tanpa persahabatan yang satu selalu menjadi penyebab yang lain dan prosesnya adalah irreversible(tidak dapat diterka).

Seorang kekasih yang terbaik adalah bermula dari sahabat yang terhebat. Saat aku menyayangi seseorang maka aku tak pernah berharap bahwa seseorang itu akan menyayangi aku dalam kapasitas yang sama. Satu diantara aku akan memberikan lebih dan yang lain akan dirasa kurang. Begitu juga dalam cinta, datang dari hati, bukan ketakutan diri. Jadi aku tak pernah merasa takut untuk jatuh cinta. Tapi jika aku tidak mengikuti kata hati maka akan menyebabkan aku akan menangis dan jauh lebih pedih lagi. Karena saat itu aku akan menyadari bahwa aku tidak pernah memberikan rasa sayang itu sebuah jalan.

Perasaan sayang tidak mudah datang dan pergi begitu saja meskipun rasa sayang tidak harus memiliki (bukan jodohnya). Rasa sayang yang sebenarnya mendengar apa yang tidak dikatakan dan mengerti apa yang tidak dijelaskan karena rasa sayang tidak datang dari bibir dan lidah atau pikiran tetapi dari hati yang paling dalam. Saat aku menyayangi seseorang, aku tak pernah mengharapkan apapun sebagai imbalan karena jika aku berpikir seperti itu maka aku bukan menyayangi tetapi berinvestasi. 


Menyayangi seseorang maka aku harus siap untuk menerima sakitnya. Karena jika aku mengharapkan rasa sayang mampu merubahku menjadikan aku yang berbeda bukan dari hati, maka aku bukan menyayangi tetapi memanfaatkan. Akan lebih baik jika aku memberikan jalan hatiku…, daripada terpaksa meninggalkan dan melupakan seseorang yang aku sayangi. Karena menjalani yang bukan dari kata hatiku tidak akan berguna untuk diri aku.

Aku tidak pernah menyayangi sahabat (kaum hawa) seperti bunga, karena bunga akan mati saat musim berganti. Aku menyayangi sahabatku seperti sungai, karena sungai akan mengalir selamanya. Apabila rasa sayang meninggalkan hati aku, aku tidak akan patah hati!!!, meskipun rasanya seperti serpihan kaca yang menyakitkan hati aku. Tetapi akan aku tancapkan dalam pikiranku…bahwa rasa sayang itu sendiri yang akan menyembuhkan luka aku dan mengumpulkan kembali pecahan-pecahan kaca tersebut agar hidup aku kembali utuh. Jadi aku akan berjuang terus dalam kapasitasku secara berpikir positif untuk mendapatkan rasa sayang itu. Amien…