Nilai Diri

Jumat, 12 November 2010

MANUSIA dinilai dengan kualitas imannya yang terbaik disisi Allah. Tidak kira siapakah dia dimata masyarakat, hal itu tidak brmanfaat sama sekali melainkan siapakah dia pada pandangan Tuhannya.
Orang banyak boleh memuji kita sebagai seorang yang dermawan, baik budi, warak, dan alim, tetapi mereka tidak mengetagui bagaimana Allah Yang Maha Mengetahui rahasia keburukan dan kekejian yang kita simpan dari pandangan mereka.

Ketika tahun berganti tahun, azam yang lalu pun tidak sempat lagi diwujudkan menjadi bukti. Hanya rahasia kekejian dalam pribadi tetap dipelihara dengan rapi, namun kuasa Allah menggariskan setiap nasib anak Adam menurut qadar-Nya yang mengandung hikmah supaya sadar dan faham bahwa hidup ini tidaklah indah jika tiada arah yang menuju kepada Allah semata-mata.
Diri berjalan membawa dosa umpama seorang pengemis yang membusuk oleh nanah dan darah diseluruh badannya. Bayangkanlah bagaimana seorang insan mengahadap Tuhan dengan aib dan cela pada jasadnya. Kehinaan apakah yang paling dahsyat ditimpakan kepada diri selain menghadap Allah sambil membawa dosa? "Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih diantara hamba-hamba kami, di antara mereka ada yang menganiaya diri sendiri, adapula yang pertengahan dan ada yang lebih dulu berbuat kebaikan dengan izin Allah." (Q.S.Al Fathir ; 32)

Tiga peringkat iman pada diri seseorang dijelaskan dalam ayat itu, yang menganiaya diri sendiri, pertengahan dan paling depandalam berbuat kebaikan. Kita tinggal memilih dimana diri ini harus diletakkan. Jalannya sudah jelas dan terang, hanya hamba yang mendapat pertolongan Allah saja yang menduduki peringkat teratas dalam peringkat iman itu.

Lupa bersyukur dan banyak mengeluh dengan ketentuan Allah keatas diri. Malas dan tidak merancang dalam menguruskan harta dan kehidupan keluarga. Keras dan menakutkan bagi anak yang memerlukan sentuhan kasih sayang. Tinggakan majlis ilmu dan biarkan diri bangga dengan amalan yang sedikit dan riak yang banyak. Semua itu perlu diperbaiki dan menjadi azam terpenting dalam kehidupan seorang mukmin.